Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Metode Pemberian Pakan Ikan Yang Dikenal Dalam Budidaya Perikanan

3 Metode Pemberian Pakan Ikan Yang Dikenal Dalam Budidaya Perikanan


Dalam budidaya dikenal 3 metode pemberian pakan ikan. Yaitu metode ad libitum, ad satiation dan berdasarkan biomassa (BBm). Masing-masing metode ini memiliki perbedaan pengertian dan cara aplikasi. Begitu pun dengan dampak penerapannya.

Metode pemberian pakan pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya seperti umur ikan, jenis dan teknologi yang diterapkan.

Pada dasarnya metode pemberian pakan dilakukan untuk mengontrol jumlah pakan yang digunakan selama masa pemeliharaan. Agar jumlah biaya pengeluaran dapat ditekan. Mengingat bahwa dalam setiap kegiatan budidaya pakan selalu mencakup biaya paling besar. 

Oleh sebab itu sering dikenal istilah manajemen pemberian pakan ikan. Manajemen pakan yang baik mampu mengurangi penggunaan pakan. Disamping menekan biaya juga dapat menjaga kualitas media budidaya.

Pengertian Ad libitum, Ad Satiation, dan Berdasarkan Biomassa (BBm)

Ad Libitum

Metode pemberian pakan ikan ad libitum adalah metode pemberian pakan hingga sekenyang-kenyangnya. Dalam metode ini pakan dalam media budidaya dipastikan selalu ada sehingga kapan pun dapat dikonsumsi oleh ikan.

Ad Satiation / Satiasi

Prinsip metode pemberian pakan secara satiasi adalah ikan diberi pakan hingga kenyang dan setelah kenyang maka pemberian pakan segera di hentikan. Atau secara sederhana satiasi adalah pemberian pakan hingga ikan tidak mau makan lagi. Jadi pada saat ikan berhenti mengejar pakan maka pemberian pakan pasa saat tersebut segera dihentikan.

Berdasarkan Biomassa (BBm)

Berdasarkan Biomassa (BBm) maksudnya adalah pemberian pakan dengan dosis yang disesuaikan dengan biomassa ikan dalam 1 kolam. Metode ini berdasarkan pada kemampuan dasar ikan dalam memanfaatkan pakan yang diberikan.

Kapan 3 Metode Pemberian Pakan ini dilakukan ?

Pemberian pakan dipengaruhi oleh banyak faktor. Contohnya adalah umur ikan, jenis ikan dan teknologi budidaya yang diterapkan. 

Mengapa perlu memerhatikan faktor-faktor tersebut ? Jawabannya adalah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ikan dan agar pakan yang diberikan dapat secara efektif dimanfaatkan oleh ikan. Sehingga tidak ada pakan yang terbuang atau tidak termanfaatkan.

pakan yang tidak termakan oleh ikan dan mengendap di dasar sangat merugikan bagi pembudidaya. Karena selain rugi di pengeluaran juga dapat menurunkan kualitas air dengan.

lalu kapan ke-3 metode ini di lakukan ?

Kadang ada yang bingung dengan perbedaan ad libitum dan satiasi, sebab kedua metode ini sama-sama dilakukan hingga ikan kenyang. Tapi sebenarnya ada penjelasan berbeda terkait aplikasinya.

Untuk ad libitum cara pemberian pakannya adalah pakan harus selalu ada didalam media. Sehingga kapan pun ikan ingin makan pakan sudah tersedia. Cara ini biasanya diterapkan seperti dalam pemberian pakan alami untuk larva dan benih

Kenapa dilakukan pada larva dan benih ?  karena ikan pada usia atau tahap benih membutuhkan pakan yang kaya akan nutrisi. Sehingga ikan menjadi lebih banyak makan.

Sedangkan untuk satiasi adalah pemberian pakan dihentikan ketika ikan sudah kenyang. Aplikasi pakan dengan cara ini adalah ditebar kemudian diamati jika ikan sudah tidak muncul ke permukaan pemberian dihentikan.

Berbeda dengan ad libitum yang pakan akan selalu tersedia di media budidaya kapan pun ikan ingin makan bahkan memungkinkan di luar waktu pemberian, sedangkan satiasi pakan baru diberikan pada saat ikan lapar (waktu pemberian) dan dihentikan pada saat ikan kenyang.

Jika ad libitum cocok untuk larva ikan hingga benih, maka satiasi lebih cocok untuk ikan ukuran benih hingga dewasa.

Sedangkan untuk pemberian pakan berdasarkan biomassa (BBm) yakni pemberian pakan dilakukan berdasarkan bobot total ikan yang berada di kolam.

Umumnya dosis pakan ikan adalah 3-5 % dari biomassa. Nilai ini berdasarkan kemampuan ikan dalam memanfaatkan pakan yang diberikan. Dengan anggapan jika total pakan per hari melebihi dosis 3-5 % maka dianggap berlebihan.

Untuk melihat jumlah pakan per hari adalah dengan mengali dosis dengan biomassa yang diperoleh. Sehingga metode ini memerlukan data hasil sampling untuk mengetahui bobot ikan yang masih hidup. 

Dalam aplikasinya pemberian pakan dengan BBm selalu melakukan penimbangan pakan terlebih dulu untuk memastikan jumlah pakan yang diberikan akurat sesuai dengan hasil perhitungan.

Kelebihan Masing-masing Metode Pemberian Pakan

Ad libitum cocok dilakukan pada larva ikan, sebab kita tidak bisa tahu pasti seperti apa dan sebanyak apa kebutuhan lerva ikan. Sebab ukuran yang kecil terkadang menyulitkan untuk dilakukan sampling.

Selain itu bukaan mulut yang kecil hanya memungkinkan pakan alami yang berukuran sangat kecil untuk bisa dimakan oleh larva. Hal inilah juga maka disebut metode pemberian pakan ad libitum

"Jika saja pakan alami yang berukuran sangat kecil ini bisa dihitung pasti kepadatannya maka mungkin dapat dilakukan berdasarkan dosis." - Ad libitum pada larva...

Satiasi dan BBm lebih cocok untuk budidaya pembesaran ikan. Kedua metode ini dapat diterapkan dalam pembesaran dari benih hingga ukuran dewasa/konsumsi, namun tetap terdapat perbedaan kedua metode ini.

Satiasi sebenarnya sudah sangat tepat dilakukan karena dapat memaksimalkan kebutuhan pakan ikan. Dalam artian ikan yang dipelihara dianggap selalu dalam keadaan kenyang. Sehingga diharapkan ikan benar-benar telah terpenuhi dengan baik segala kebutuhannya baik pemenuhan energi untuk beraktifitas, metabolisme tubuh, respirasi, reproduksi hingga untuk bertumbuh.

Hal inilah yang sebenarnya paling diharapkan dari metode satiasi. Kondisi ikan yang kurang makan dapat dihindari, dampaknya seluruh ikan dapat memperoleh pakan secukupnya. Sehingga ukuran ikan menjadi relatif seragam, sebab semua ikan telah mendapat jatah pakan.

Namun terkadang ada ikan yang memiliki sifat kuat makan seperti ikan lele, ikan nila, ikan gurame, dll..

Beberapa ikan tersebut terkadang mampu mengonsumsi pakan secara berlebihan sehingga jumlah pakan yang diberikan menjadi berlebih.

Ikan yang diberi pakan banyak pastinya menghasilkan banyak sisa buangan metabolisme. Maka dari itu kembali perlu untuk menekan konsumsi pakan berlebih.

Cara yang dianggap paling efisien dalam hal penggunaan pakan adalah dengan BBm. Karena cara ini berdasarkan kemampuan ikan memanfaatkan pakan. Dengan perhitungan berdasarkan biomassa diharapkan pakan yang diberikan menjadi tidak kurang dan tidak berlebih.

Dengan BBm memiliki manfaat "efisiensi" dalam penggunaan pakan dan pengeluaran untuk biaya pembelian pakan. Dampaknya pula terhadap media budiaya adalah sisa buangan menjadi tidak berlebih dan tidak terlalu berdampak pada kualitas air.

Cara ini sangat cocok untuk budidaya udang sebab bagi udang manajemen pakan yang menjadi prioritas penting untuk menekan biaya dan menghindari penurunan kualitas air.

Kekurangan Ketiga Metode Pemberian Pakan Tersebut !

Selain memiliki keunggulan tentunya juga pasti memiliki kekurangan yang menjadi pembatas.

Ad libitum karena memungkinkan pakan berada dalam jumlah sangat banyak dalam media membuat kualitas air sangat rentan terpengaruh.

Metode ini juga sangat tidak tepat di terapkan dalam pembesaran karena dianggap boros pakan dan mempercepat penurunan kualitas air.

Ad satiationi memiliki kekurangan pada akumulasi limbah yang berlebih akibat konsumsi pakan dalam jumlah banyak. Akibatnya degradasi kualitas air menjadi lebih cepat.

Cara pemberian pakan dengan memastikan ikan berhenti makan terkadang memakan waktu lebih lama terlebih jika padat tebar dalam kolam sangat tinggi.

Untuk BBm kekurangannya adalah pakan yang diberikan berdasarkan dosis pas memungkinkan ada ikan yang kurang mendapatkan dan ada yang berlebih. Sehingga ukuran ikan menjadi terlalu bervariasi. 

Kesimpulan

3 metode pemberian pakan yang dikenal pada dasarnya memiliki masing-masing kekurangan maupun kelebihan. Hal ini pun dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis komoditi, umur dan teknologi.

Udang tidak bisa diterapkan metode satiasi sebab udang adalah jenis bottom feeder atau makan di bawah permuakaan air. Jadi pakan yang digunakan adalah pakan tenggelam. Pakan tenggelam sulit diterapkan untuk metode satiasi.

Sebaliknya untuk ikan yang makan di permukaan sangat tepat untuk metode satiasi karena masih memungkinkan dilakukannya monitoring dan pengamatan.

Ad libitum sebaiknya hanya di terapkan pada larva.

Untuk BBm sangat cocok untuk budidaya dengan tingkat padat tebar tinggi. Karena selain efisien pakan juga menekan metabolisme berlebih dari biota. Oleh sebab itu BBm paling cocok untuk budidaya udang dan ikan yang bersifat bottom feeder.


Sekian tentang 3 Metode Pemberian Pakan Ikan Yang Dikenal Dalam Budidaya Perikanan.. Semoga bermanfaat.

Post a Comment for "3 Metode Pemberian Pakan Ikan Yang Dikenal Dalam Budidaya Perikanan"